Senin, 08 Agustus 2022

Inter Milan Porak Poranda Dibawah Marco Branca

 Inter Milan bukan kesebelasan semenjana. Mereka pernah raih treble winner pada musim 2009/2010. Tetapi, dalam beberapa musim ke belakang, Slot judi online Inter tidak ubahnya team semenjana yang tidak pernah betul-betul berkompetisi raih juara.

Inter sedang dalam permasalahan. Sekarang ini tempati papan tengah seperti tidak lagi penghinaan. Pelatih tidak ubahnya setrikaan yang mondar mandir keluar-masuk; juga dengan pemain baru yang tidak tahan lama, belum juga permasalahan keuangan kesebelasan berjulukan Il Biscone ini.

Musim kemarin, saat Juventus mendominasi Italia untuk ke-4 kalinya secara berturut-turut dan meluncur sampai partai final Liga Champions, Inter terlontar dari set 16 besar Europa League dan usai di luar lima besar yang membuat mereka tidak memegang ticket ke Eropa musim ini.

Untuk ketahui di mana kekeliruan taktik transfer Inter sepanjang lima tahun akhir telah seharusnya kita kembali lagi ke 2010. Waktu itu Inter baru menahbiskan diri sebagai kesebelasan Italia pertama kali yang sanggup raih tiga piala. Sayang, Jose Mourinho Slot online terpercaya pilih tinggalkan Italia dan mengelana ke Real Madrid. Untuk isi kekosongan Rafael Benitez juga dipilih di bangku panas untuk meneruskan kemasyhuran Inter.



Sedikit pemain yang diharapkan Benitez. Dia hanya ingin datangkan Steven Gerrard dan Javier Mascherano dengan permintaan-permintaan “kecil” jenis Glen Johnson. Tetapi, management Inter tidak dapat penuhi kemauan Benitez. Inter hanya datangkan Biabiany dan Coutinho yang saat itu tetap berumur 18 tahun.


Benitez geram. Saat dia sukses mengantar Inter ke pucuk dunia dengan memenangkan Piala Dunia Antar-klub, Benitez memaksakan club untuk beli pemain bintang. Tetapi, yang terjadi justru terkirimnya surat pemberhentian ke meja Benitez.


Pemberhentian Benitez termasuk memperlihatkan. Ini ditambah lagi pemilihan legenda AC Milan, Leonardo, sebagai alternatif Benitez. Lain dengan Benitez, Leonardo dimanja dengan hadirnya beberapa pemain berkualitas seperti Pazzini, Ranocchia, Kharja, dan Nagatomo di transfer bursa Januari 2011.


Kedatangan beberapa pemain itu tidak terlepas dari peranan direktur tehnik Inter, Marco Branca, yang sebagai sisa pemain Inter pada zaman 1990-an. Branca sempat disanjung oleh Interisti karena beberapa pemain yang dia hadirkan pada Januari 2011.